Aip Ripai 20170801237
Leadership Support
Leadership adalah proses
mempengaruhi orang untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan
secara efektif serta proses untuk memfasilitasi individu dan kolektif untuk
mencapai tujuan bersama. Leadership merupakan sebuah kemampuan menggerakkan,
memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan
tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian
mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.
Leadership merupakan bagian dari
fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi strategis dalam sistem dan
hierarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi. Berhasil tidaknya
suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang memimpin
organisasi, bahkan maju mundurnya suatu organisasi sering diidentikkan dengan
perilaku kepemimpinan dari pimpinannya.
Berikut definisi dan pengertian
leadership dari beberapa sumber buku:
Menurut Purwanto (2007), leadership adalah permulaan dari suatu
struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi
atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi.
Menurut Zakub (1984), leadership adalah menstimulasi, memobilisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat
dalam usaha bersama.
Menurut Slamet (2002), leadership adalah suatu kemampuan, proses, atau
fungsi, pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Rivai (2004), leadership adalah seni mempengaruhi dan
mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerjasama
yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut Baharudin dan Umiarso (2012), leadership adalah suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan
mengolaborasikan potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur Leadership
Leadership atau kepemimpinan memiliki
tiga unsur utama, yaitu:
Kepatuhan (Obedience) - Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor yang
Mempengaruhi Teamwork (Pengertian, Aspek, Jenis, Komponen dan Perkembangan) Job
Crafting (Pengertian, Aspek, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi) Job Enrichment
/ Pengayaan Pekerjaan (Pengertian, Tujuan, Desain dan Indikator) Manajemen
Humas (Pengertian, Tujuan, Fungsi, Tugas dan Ruang Lingkup) Pengikut/followership.
Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya pengikut atau followership. Seseorang
menjadi pemimpin karena ada beberapa orang yang berkehendak untuk mengikuti
yaitu bertindak sesuai dengan keinginan pemimpinnya. Tujuan. Kepemimpinan timbul karena adanya
kepengikutan yang melakukan kerja sama dalam rangkai mencapai tujuan yang telah
ditentukan bersama. Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbul kerja sama dan
timbul pula pemimpin untuk mengaturnya.
Kegiatan mempengaruhi. Ini
berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktivitasnya membimbing. Mengontrol dan
mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju suatu sasaran tertentu.
Menurut Vietzal dkk (2013),
seorang leadership dalam suatu organisasi harus memiliki unsur dan kriteria
tertentu sehingga layak disebut sebagai pemimpin, yaitu:
Pengaruh. Seorang pemimpin adalah
seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama
sang pimpinan. Pengaruh itu menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang
ain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin.
Kekuasaan/power. Seorang pemimpin
umumnya diikuti oleh orang lain karena ia memiliki kekuasaan yang membuat orang
lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang
pemimpin tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan
kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin ini menjadikan orang lain akan
tergantung pada apa yang dimiliki seorang pemimpin, tanpa itu ia tidak akan
bisa berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis
mutualisme, dimana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan.
Wewenang. Wewenang adalah hak
yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam
melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada
karyawan oleh pimpinan apabila pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang
pemimpin.
Pengikut. Seorang pemimpin yang
memiliki pengaruh, kekuasaan/power dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai
pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang
memberi dukungan mengikuti apa yang dikatakan pemimpin.
Fungsi-fungsi Leadership
Menurut Baharuddin dan Umiarso
(2012), terdapat lima fungsi pokok leadership atau kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi Instruktif
Pemimpin sebagai pengambil
keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin.
Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), kapan (waktu memulai,
melaksanakan, dan melaporkan hasilnya), dan di mana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
b. Fungsi Konsultatif
Pemimpin kerap kali memerlukan
bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Konsultasi dapat pula dilakukan melalui arus sebaliknya, yakni
dari orang-orang yang dipimpin kepada pemimpin yang menetapkan keputusan dan
memerintahkan pelaksanaannya. Hal ini berarti fungsi ini berlangsung dan
bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada
pihak pemimpin.
c. Fungsi Partisipatif
Fungsi ini berarti kesediaan
pemimpin untuk tidak berpangku tangan pada saat-saat orang yang dipimpin
melaksanakan keputusannya. Pemimpin tidak boleh sekedar mampu membuat keputusan
dan memerintahkan pelaksanaannya, tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya,
dalam batas-batas tidak menggeser dan mengganti petugas yang bertanggung jawab
melaksanakannya.
d. Fungsi Delegatif
Fungsi ini mengharuskan pemimpin
memilah-milah tugas pokok organisasinya dan mengevaluasi yang dapat dan tidak
dapat dilimpahkan kepada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada
dasarnya berarti kepercayaan. Pemimpin harus bersedia dan dapat mempercayai
orang lain sesuai dengan posisi/jabatannya.
e. Fungsi Pengendalian
Pemimpin mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Sifat dan Syarat Seorang
Leadership
Menurut Terry (2009), seorang
leadership atau pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut,
yaitu:
Energi. Untuk tercapainya
kepemimpinan yang baik memang diperlukan energi yang baik pula, jasmani maupun
rohani. Seorang pemimpin harus sanggup bekerja dalam jangka panjang dan dalam
waktu yang tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, ia harus sanggup
melaksanakannya mengingat kedudukannya dan fungsinya. Karena itu kesehatan
fisik dan mental benar-benar diperlukan bagi seorang pemimpin.
Memiliki stabilitas emosi.
Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan dari berprasangka, kecurigaan
terhadap bawahan-bawahannya. Sebaliknya ia harus tegas, konsekuen dan konsisten
dalam tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri dan memiliki jiwa sosial
terhadap bawahannya.
Motivasi pribadi. Keinginannya
untuk memimpin harus datang dari dorongan batin pribadinya sendiri, dan bukan
paksaan dari luar dirinya. Kekuatan dari luar hanya bersifat stimulus saja
terhadap keinginan-keinginan untuk menjadi pemimpin. Hal tersebut tercermin
dalam keteguhan pendiriannya, kemauan yang keras dalam bekerja dan penerapan
sifat-sifat pribadi yang baik dalam pekerjaannya.
Kemahiran mengadakan komunikasi.
Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran dalam menyampaikan gagasan baik
secara lisan maupun tulisan. Hal ini sangat penting bagi pemimpin untuk
mendorong maju bawahan, memberikan atau menerima informasi bagi kemajuan
organisasi dan kepentingan bersama.
Kecakapan mengajar. Sering kita
dengar bahwa seorang pemimpin yang baik pada dasarnya adalah seorang guru yang
baik. Mengajar adalah jalan yang terbaik untuk memajukan orang-orang atas pentingnya
tugas-tugas yang dibebankan atau sebagainya.
Kecakapan sosial. Seorang
pemimpin harus mengetahui benar tentang bawahannya. Ia harus mempunyai
kemampuan untuk bekerja sama dengan bawahan, sehingga mereka benar-benar
memiliki kesetiaan bekerja di bawah kepemimpinan-nya.
Kemampuan teknis. Meskipun
dikatakan bahwa Semakin tinggi tingkat kepemimpinan seseorang, makin kurang
diperlukan kemampuan teknis ini, karena lebih mengutamakan manajerial skillnya,
namun sebenarnya kemampuan teknis ini diperlukan juga. Karena dengan
dimilikinya kemampuan teknis ini seorang pemimpin akan lebih mudah dikoreksi
bila terjadi suatu kesalahan pelaksanaan tugas.
Sedangkan menurut Indrafachrudi
(2006), leadership hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang
mempunyai fungsi, peran, dan tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.
Adapun syarat yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam sebuah organisasi
adalah sebagai berikut:
Pemimpin adalah tanggung jawab
dan mempertanggungjawabkan. Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun
tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang
terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
Pemimpin menyeimbangkan
pencapaian tujuan dan prioritas. Proses kepemimpinan dibatasi sumber, sehingga
pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada
staf. Kemudian, pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
Pemimpin harus berpikir secara
analitis dan konseptual. Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang
analitis dan konseptual. Selanjutnya, dapat mengidentifikasi masalah dengan
akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas
dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
Pemimpin adalah seorang mediator.
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah), terlebih ketika
konflik telah menjadi jurang pemisah antara komponen organisasi
Komentar
Posting Komentar