tugas pertemuan 2

 

Industri 1.0

Saat ini dunia sudah memasuki revolusi industri keempat. Namun jauh melihat ke belakang, industri 1.0 sudah muncul sejak abad ke-18. Penemuan mesin uap untuk produksi barang menjadi penanda munculnya industri 1.0.

 

Di Inggris, mesin uap sudah menjadi alat mekanis pertama dalam industri tekstil karena sebelumnya hanya menggunakan tenaga manusia saja. Pernah mendengar nama James Watt? Ialah penemu mesin uap yang sudah lebih efisien dan canggih, tapi bukan untuk produksi barang, melainkan alat transportasi laut. Akhirnya teknologi yang diciptakan James Watt ini mulai tersebar ke seluruh Eropa. Mereka akhirnya bisa melakukan perjalanan jauh untuk mencari sumber daya alam, bahkan hingga ke luar wilayah Eropa.

 

Industri 2.0

Industri 2.0 muncul pada awal abad 20 berkat penemuan tenaga listrik oleh dua orang sekaligus, yakni Nikola Tesla dan Thomas Alva Edison. Mereka mampu membuat sistem kerja listrik sebagai sumber penggerak mesin. Ketika industri transportasi roda empat mulai bingung dengan kesulitan alur produksi hingga menjadi mobil utuh, mulai ada titik terang.

 

Lebih tepatnya pada tahun 1913, muncul sistem conveyor belt yang bisa mempercepat proses produksi. Saat ini pula pekerja diminta untuk mempelajari spesialisasi pekerjaan agar skill mereka lebih bernilai.

 

Di luar conveyor belt, ada juga penciptaan penggerak mesin jarak jauh yang juga memberikan dampak besar dalam proses pembuatan alat untuk Perang Dunia. Era industri inilah yang membuat masyarakat agraris berubah menjadi masyarakat industri.

 

 

Industri 3.0

Industri 3.0 ditandai dengan sistem komputasi data. Mesin hitung yang ditemukan pada pertengahan tahun 1800-an oleh Charles Babbage akhirnya dikembangkan Alan Turing menjadi pemecah kode buatan Nazi Jerman. Komputer yang sekarang Anda gunakan sebenarnya hasil dari industri 3.0 karena setelah Perang Dunia ke-2 selesai, muncul berbagai komponen pelengkap, seperti bahan semikonduktor, transistor, hingga microchip.

 

Revolusi Industri 4.0

Pada awalnya revolusi industri 4.0 sudah dicetuskan pada tahun 2000-2005 ketika internet mulai berkembang serta memiliki kecepatan tinggi. Namun saat sistem internet mulai merambah semua produk, pelayanan masyarakat, adanya penyimpanan cloud, hingga Big Data pada tahun 2010 ke atas, nama revolusi industri 4.0 semakin besar.

 

Memang industri 4.0 membuat sistem otomasi menjadi semakin dikenal dan diterapkan di berbagai industri. Akhirnya mulai banyak pekerjaan yang hilang. Namun dengan melihat kemajuan zaman dan teknologi, ini adalah salah satu risiko yang harus dihadapi.

 

 

Kapan Revolusi Industri 5.0 Muncul?

Ya, saat ini konsep industri 5.0 mulai perlahan-lahan diperkenalkan. Ketika industri 4.0 fokus dengan perkembangan internet, industri 5.0 lebih melihat kebangkitan society. Industri 5.0 sudah diumumkan terlebih dahulu di Jepang. Konsep industri ini ingin fokus kepada kombinasi pemberdayaan manusia, teknologi, dan data. Jadi kesejahteraan masyarakat bisa lebih terasa daripada hanya berbicara mengenai teknologi saja.

 

No 2. Rensum dari link jurnal

INDUSTRI 4.0: TELAAH KLASIFIKASI ASPEK DAN ARAH PERKEMBANGAN RISET

Abstrak

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide tentang revolusi industri keempat. Keberadaannya menawarkan banyak potensi manfaat. Guna mewujudkan Industri 4.0, diperlukan keterlibatan akademisi dalam bentuk riset. Artikel ini bertujuan untuk menelaah aspek dan arah perkembangan riset terkait Industri 4.0. Pendekatan yang digunakan adalah studi terhadap beragam definisi dan model kerangka Industri 4.0 serta pemetaan dan analisis terhadap sejumlah publikasi. Beberapa publikasi bertema Industri 4.0 dipilah menurut metode penelitian, aspek kajian dan bidang industri. Hasil studi menunjukkan Industri 4.0 memiliki empat belas aspek. Ditinjau dari metode penelitian, sebagian besar riset dilakukan melalui metode deskriptif dan konseptual. Ditinjau dari aspeknya, aspek bisnis dan teknologi menjadi fokus riset para peneliti.

 

PENDAHULUAN

Istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri.

 

Definisi Industri 4.0

Definisi mengenai Industri 4.0 beragam karena masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Schlechtendahl dkk (2015) menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu dengan yang lain. Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013) bahwa Industri 4.0 adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya. CPS adalah teknologi untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini dapat terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi (teknologi embedded computers dan jaringan) secara close loop (Lee, 2008). Hermann dkk (2015) menambahkan bahwa Industri 4.0 adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai berupa smart factory, CPS, IoT dan IoS.

 

Model Kerangka Industri 4.0

Usaha untuk menemukan aspek apa saja yang ada di dalam Industri 4.0 tidak cukup dengan hanya melalui pemahaman definisinya. Perlu pemahaman yang lebih komprehensif tentang Industri 4.0 melalui model kerangka konsepnya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyusun model kerangka Industri 4.0.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencarian publikasi berjudul “Industry 4.0” menghasilkan 210 artikel. Jumlah artikel tersebut berkurang menjadi 170 artikel setelah melalui penyaringan. Distribusi sebaran riset didominasi oleh metode deskriptif dan konseptual, masing-masing sebesar 31%. Temuan ini dapat ditafsirkan bahwa konsep Industri 4.0 belum matang dan masih berkembang. Konsep yang telah ada tidak dapat begitu saja dipaksakan untuk diterapkan secara global, karena perindustrian di berbagai belahan dunia memiliki karakteristik yang sangat beragam. Kondisi ini memunculkan peluang bagi para peneliti untuk mengembangkan konsep Industri 4.0 sesuai dengan karakter perindustrian di negaranya masing-masing.

 

. KESIMPULAN

Artikel ini menyajikan hasil studi terhadap aspek dan arah perkembangan riset Industri 4.0. Berdasar hasil studi, ditemukan empat belas aspek yang ada pada Industri 4.0. Penelusuran data publikasi telah dilaksanakan untuk mengetahui arah perkembangan riset Industri 4.0. Ditinjau dari metode penelitian, sebagian besar riset dilakukan melalui metode deskriptif dan konseptual. Ditinjau dari aspeknya, aspek bisnis dan teknologi masih menjadi fokus riset para peneliti. Ditinjau dari bidang industri penerapannya, sebagian besar riset dilakukan di bidang manufaktur. Ditinjau dari jumlahnya, riset terkait Industri 4.0 mengalami tren kenaikan yang signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa posisi riset Industri 4.0 saat ini berada pada tahap pematangan konsep yang bertujuan agar konsep Industri 4.0 dapat diterapkan secara global tidak hanya di negara maju namun juga negara-negara berkembang. Seiring semakin matangnya konsep Industri 4.0 secara global, riset dengan metode terapan dan empiris diprediksi akan semakin berkembang guna menjawab tantangan realisasi teknologi Industri 4.0. Riset dengan aspek kajian bisnis dan teknologi di bidang manufaktur diprediksi akan menjadi fokus arah pengembangan. Hasil prediksi tersebut mendorong para akademisi agar lebih meningkatkan kerjasama dengan industri manufaktur. Pola kerjasama antara dunia akademik dan industri sangat diperlukan untuk mempercepat realisasi Industri 4.0. Tren peningkatan jumlah riset tiap tahunnya menjadi bukti bahwa para akademisi mulai mengarahkan fokus risetnya pada Industri 4.0. Kondisi ini perlu diperhatikan oleh dunia pendidikan terutama di negara-negara berkembang agar segera tanggap terhadap perubahan yang terjadi dan mempersiapkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka menghadapi tren Industri 4.0.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

persamaan regresi ganda

Korelasi dan Regresi Berganda